Cara Meningkatkan Kemampuan Mendengar (Listening) dalam bahasa Inggris

Akhir akhir ini gw lagi getol untuk lancar cap cip cus berbahasa Inggris.
Dari video disini katanya ada 3 cara untuk meningkatkan kemampuan listening.

1. Nonton Film
Nonton film merupakan cara yang ningkatin listening yang enak. Tapi ga cuma asal nonton aja. Pada awalnya tetap gunakan subtitle atau terjemahan bahasa Indonesia, nanti setelah terbiasa nonton film ganti subtitlenya jadi bahasa Inggris. Lalu setelah terbiasa lagi, ilangin subtitlenya. Nonton tanpa subtitle.

Cara ini emang asik tapi nonton film itu lama, alternatifnya nonton tv yang ada siaran bahasa Inggrisnya. Sayang kalau cuma pake antena aja jarang tv di Indonesia yang pake bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

2. Dengerin Musik
 Siapa sih yang ga suka musik? gw eeh... gw suka kok cuma jarang ikut nyanyi aja sadar diri suara pas-pasan :p

Untuk lagu yang enak buat belajar bisa mampir kesini .

Well dengan dengerin musik, kita juga bisa nambah skill speaking loh... Caranya ya dinyanyiin :p
Jadi dengerin musik tuh bisa sekali dayung dua pulau terlewati :p

3. Ke komunitas bule
 Dari videonya sih "go out" atau nongkrong lah. Kalau kita lagi belajar di luar negeri, jangan cuma diem di kamar. Maen ke taman kek, mini market kek, pokoknya cari orang bule yang lagi ngobrol, terus kita nguping belajar deh...

Sekian review pelajarannya... Lengkapnya nonton sendiri yak :p

Selasa, 26 Februari 2013 di 2/26/2013 02:28:00 AM , 0 Comments

Dipenjara oleh Rasional

Dulu saat kita kecil, kita berpikir bahwa semuanya dapat dilakukan.

Dimulai dari kita belajar berjalan, walaupun kita jatuh berulang kali tapi kita tetap berdiri sampai tegak.

Saat memegang suntikan bekas, kita merasa seperti dokter.

Saat bermain balapan di timezone, kita merasa seperti pembalap.

Saat kita kecil, kita yakin bahwa apa yang kita bayangkan akan terwujud.



 under

---bersambung---

Sabtu, 26 Januari 2013 di 1/26/2013 12:32:00 AM , 0 Comments

Meramal dengan Tarot - part 1

Tarot... Apakah tarot itu?

Tarot pada umumnya adalah kumpulan kartu yang berjumlah 78. Terdiri dari 2 arkana, mayor dan minor.
Lengkap dan jelasnya baca di http://www.learntarot.com/less1.htm

Sampai saat ini menjadi perdebatan apakah tarot itu musyrik, meramal, mencuri rahasia langit, dll. Tapi bagi gw tarot ga lebih dari sekumpulan kartu yang dapat memetakan pikiran bawah sadar seseorang...

Gw menekankan bahwa tarot hanya representasi pikiran bawah sadar kita jadi yang gw baca pun ya pikiran bawah sadar dia bukan meramal... Dan gw berprinsip bahwa tarot adalah asosiasi bebas seperti yg dikemukakan oleh Freud.

Seringkali hanya anggukan yang dibutuhkan mereka, anggukan mendengarkan cerita keluh kesah mereka. Bukan kata-kata sok tau apa yang terjadi dengan mereka *oh well ada kok tipe klien kaya gini*.

Intinya adalah tarot hanya media, tarot tidak bersuara, tarot hanya menggambarkan pikiran bawah sadar klien dan Tarot Reader hanya menterjemahkan bahasa simbol ke bahasa manusia.

Sekian dulu nanti lanjut lagi.

Selasa, 06 November 2012 di 11/06/2012 03:24:00 AM , 0 Comments

Siapa Yang Membutuhkan?

Bila hujan turun, ayam akan mencari tempat untuk berteduh, dan bebek akan bermain di air. Semua akan kembali kepada kodratnya masing-masing”.


#Gede Prama


Kisah remaja buta
Seorang guru mengisahkan kepada para muridnya. Di Korea, teradapat keluarga dari salah seorang menteri pejabat Negara, memiliki seorang anak yang tidak lengkap indera nya. Yaitu tidak bisa melihat, alias buta. Semenjak lahir, sang anak memang sudah tidak bisa melihat apa-apa.


Suratan takdir tidak bisa ditolak, memang begitulah nasib sang anak. Meski demikian, keluarga terus berusaha mengaharapkan keajaiban. Langkah mencari dokter spesialistpun mereka lakukan. Dengan harapan mungkin meiliki cara agar sang anak bisa menglihat. Dan cara itu adalah menggantikan matanya dengan pendonor mata. Tapi itu sangat sulit, bahkan orang mati saja, tidak mau matanya didonorkan. Sampai pada usia sang anak 17 tahun. Seorang dokter memberi kabar, ada orang yang rela mendonorkan matanya.


Remaja menerima kondisinya
Karena terlahir dengan mata tidak bisa melihat, sang anak yang telah menjadi remaja, menerima kondisi itu seutuhnya sebagai bagian dari kehidupan. Tidak ada keluhan baginya. Namun, orang tuanya tetap berusaha dan mengupayakan yang terbaik bagi remaja tersebut. Orang tuanya yakin, kehidupan anaknya akan lebih sempurna, jika anak mereka bisa melihat indah nya matahari terbit dan terbenam.


Operasi berjalan lancar
Setelah mendapat orang yang mau mendonorkan mata. Operasipun dijalankan. Perpindahan bola mata itu berlangsung selama 3 jam. Saat dia bisa melihat cahaya, orang pertama yang terlihat adalah Ayah dan ibunya. Karena operasi berhasil, tentu ayah dan ibunya bahagia. Dokter yang membantunya pun, juga turut ikut bahagia.


Tetapi tidak dengan anak remaja itu. Dia mulai kehilangan keseimbangan dalam berjalan. Bahkan dia mulai mengenal kembali satu persatu setiap benda yang dia lihat. Karena dulu mengandalkan feeling (kinesthtic) nya. Bahkan, yang sangat membuatnya menderita, melihat ekspresi wajah-wajah orang bertengkar. Pembunuhan, demo, dan hal-hal yang dulunya tidak membuat dia menjadi tersiksa...


Sampai dia berkata kepada Ayah dan Ibu nya, ”Pada saat kalian menjalankan operasi ini, mengapa tidak meminta pendapatku? Apakah aku membutuhkan nya atau tidak?”


Jangan menawarkan makan kepada orang yang kenyang,
Jangan menuangkan air kedalam gelas yang penuh.
#NasehatDiri


Siapa yang membutuhkan?
Dalam beberapa kasus, saya pernah mendapatkan pertanyaan dari teman-teman saya, terutama yang di facebook. Kalimat yang mereka ucapkan kurang lebih seperti ini :


  1. ”Mas, kalau suka nyalahin orang lain, apakah bisa diterapi? Di tempatku berkerja, ada orang seperti itu, bisa bantu terapi dia?”
  2. ”Mas, anak saya suka sekali menari-nari, bahkan sedikit diamnya. Tidak seperti kebanyakan anak kecil, bisa bantu terapi dia agar tenang?”
  3. ”Lalu apa yang harus saya putuskan terhadap masalah saya ini?”


Menurut Anda, pertanyaan di atas, hakekatnya siapa yang membutuhkan? Saya sering menjawab dengan :


  1. ”Apakah teman Anda itu merasa kalau dirinya butuh untuk diterapi? Atau mungkin Anda yang memerlukan terapi, agar bisa menerima kenyataan hidup, memiliki teman di kantor suka menyalahkan orang lain?”
  2. ”Ibu, setiap anak memiliki kecerdasan dan keunikan masing-masingkan?” untuk yang no 2 ini, teman saya yang seprofesi sebagai Trainer & Mind-Therapist, lebih ekstrem merespon ”Enak aja lho minta bantu terapi, yang punya anak kamu kan? Apa ini artinya mau melepas tanggungjawab mendidik anak? Yang butuh terapi kamu, agar mau bertanggung jawab dengan belajar memahami psikologi anakmu, tau kecendrungan gaya belajar dan kecerdasannya. Sehingga kamu mengetahui, bagaimana mendidik anak hebat seperti anak mu itu” (maafkan bila kata-kata shahabat saya itu kurang nyaman bagi Anda ya?)
  3. Yang menjalani hidup ini adalah kamu, kok saya yang memutuskan?


Ukuran sepatu kita berbeda
Dulu saya pernah terjebak, ingin mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh para Trainer & Mind-Therapist, yang lebih dahulu menjalankan misi (profesi) ini. Sehingga saya menganggap, apa yang cocok bagi mereka, juga pas bagi saya. Padahal, secara ukuran sepatu saja berbeda. Tidak ada yang salah mengikuti strategi orang-orang yang berhasil di bidangnya. Tetapi, tetap pada kesadaran ”Bila hujan turun, ayam akan mencari tempat untuk berteduh, dan bebek akan bermain di air”.


Baik bagi kita, belum tentu untuk orang lain
Terkadang, entah karena berfikir dan merasa sangat mengetahui. Atau karena merasa memiliki kuasa. Saya menganggap, apa yang baik bagi saya, akan juga baik bagi orang lain? Padahal, belum tentu. Sehingga tidaklah heran, terkadang permasalahan muncul gara-gara ini. Biasanya saya sering mendapat curhat dalam konteks, kuliah, karir dan jodoh. Permasalahan yang muncul karena, antara keinginan orang tua, dan kemauan pilihan sang anak.


Padahal kalau kita mau bijak, cukuplah mengajukan pertanyaan ini kepada diri ”Siapa yang membutuhkan? Apakah dia/mereka yang membutuhkan? Atau aku?” Maafkan mengakhiri kalam ini dengan pertanyaan...


Ciganjur, 12 september 2011


Rahmadsyah

source: http://www.kursusnlp.com/2011/10/siapa-yang-membutuhkan.html

Rabu, 31 Oktober 2012 di 10/31/2012 03:40:00 AM , 0 Comments

Euforia Pembelajaran Hipnosis yang Salah Kaprah

Nemu artikel bagus tentang hipnosis... Semoga tercerahkan :)

Saat menjelang lebaran tadi sangat banyak berita yang memberitakan penyalahgunaan Hipnosis yaitu untuk berbagai macam-penipuan yang membuat orang yang dihipnotis tertidur, tidak sadar diri, hingga lupa dengan apa yang sudah terjadi.

Dengan kejadian ini maka ada 2 hal yang dapat diambil dari kejadian ini, yaitu :
1. Orang-orang yang menganggap hipnotis sangat merugikan karena dapat membuat orang lupa diri hingga mudah untuk dilucuti harta bendanya.
2. Orang-orang ingin lebih tahu dan juga ingin mempelajari ilmu ini, baik nantinya ilmu itu digunakan mereka untuk kebaikan atau kejahatan (menurut versi orang awam yang belum tahu dan belum pernah belajar hipnosis)
Begitu pula dengan beberapa pasien yang datang ke tempat praktek saya, terutama orang tua yang membawa anak-anak nya ke tempat praktek saya, yang meminta saya untuk menghipnotis anak mereka untuk merubah perilaknya, ada juga ibu-ibu yang menginginkan agar suaminya tetap mencintai dia dan tidak akan pernah sadar bahwa ada wanita lain selain dirinya sebagai istrinya yang paling cantik dan paling disayang suaminya, bahkan yang lebih lagi ada ibu-ibu yang meminta saya mengajarkan kepadanya agar saat dia minta uang maka suaminya langsung memberikan uang nya tanpa peduli uang itu digunakan untuk apa atau setiap kali suami dapat uang maka suami langsung memberikan uang tersebut bahkan semuanya kepada mereka.
Sungguh suatu hal yang amat salah yang berkembang saat ini mengenai pembelajaran hipnotis itu sendiri. Disaat awal saya tertarik belajar hipnotis juga karena hal ini, dan saya juga yakin yang lain juga mau dan ingin belajar hypnosis karena hal ini, ditambah dengan iklan-iklan yang amat sangat berlebihan tentang hipnotis, misal dengan hipnotis anda mampu meningkatkan performance hidup anda, mampu merubah hidup anda menjadi lebih baik, mampu menjual lebih cepat, mampu menjadi orang tua yang baik untuk anak nya, mampu untuk meningkatkan kemampuan atlit, untuk berbisnis, dan lain-lain.
Ditambah lagi disaat ini dengan tayangan televisi yang sebenarnya tayangan ini hanya bersifat menghibur bukan kemurnian dari ilmu hipnotis itu sendiri, dalam artian tayangan ini sudah dicampur atau ditambahkan dengan magic untuk menghibur penonton dan membuat penonton penasaran, yang kita ketahui bahwa semua ilmu magic menggunakan trik bukan sebuah ilmu yang bisa berbuat seperti itu saja tanpa adanya dasar penjelasan dari apa yang dilakukan dalam magic itu sendiri.
Bahkan ada lagi tayangan televisi yang memperlihatkan seseorang dapat ditelanjangi isi pikirannya saat dihipnotis, hanya dengan melihat api maka sang suyet menjadi terhipnotias alias tertidur alias tidak sadar.
Beberapa iklan pembelajaran hipnotis baik itu berupa gambar atau tayangan-tayang rekaman video dari kelas pembelajaran hipnotis yang memperlihatkan kemudahan dan gampang nya menidurkan orang lain hanya dengan bersalaman, menepuk punggung, menekan telapak tangan, melihat dan memperhatikan bandul yang sedang berayun, dan lain sebagainya yang semua ini disebut dengan induksi baik induksi cepat ataupun induksi lambat. Dan dari hal ini juga Nampak diperlihatkan bahwa mereka semua yang sedang belajar dalam kelas pembelajaran hipnosis turut pula NAMPAK mengantuk dan tertidur-tidur dengan dibacakanya sugesti oleh rekan sesama pembelajar hipnotis dikelas tersebut. Ini yang membuat masyarakat awam yang membaca dan melihat nya percaya bahwa hipnotis itu memang membuat orang lain tidur, bahkan bisa lupa diri dan berubah saat dia bangun nanti.
Pertanyaannya Benar kah semua ini?
Ada asumsi dimasyarakat bahwa kemampuan menidurkan ini karena adanya ilmu gaib atau sihir yang mampu membuat orang lain tidur bahkan lupa diri.
Saya sendiri pernah mempelajari ilmu seperti ini yang disebut dengan gendam, dan proses gendam sangat berbeda dengan hypnosis, juga teknik pembelajarannya yang tidak bisa dijelaskan secara science melalui Neuroscience dan bagaimana Neurofisiologinya terjadinya gendam ini, karena pembelajaran nya melalui puasa, zikir, tirakat dan membaca mantra-mantra tertentu selama beberapa waktu tertentu yang disaratkan.
Yang membuat masyarakat lebih salah kaprah lagi adalah saat mereka mau belajar sendiri hypnosis melalui buku-buku hypnosis yang banyak dijual ditoko-toko buku dengan judul yang beraneka ragam dari penulis yang katanya handal sampai pada penulis yang tidak terlalui dikenal, masyarakat merasakan mereka ternyata tidak bisa melakukan hypnosis hanya dengan membaca buku-buku itu saja, karena itu akhirnya mereka berasumsi bahwa hypnosis harus ada pengajarnya, padahal dalam buku-buku tersebut sebenarnya sudah jelas tapi karena mereka merasa tetap tidak bisa dengan hanya membacanya saja tanpa seorang guru maka asumsi mereka mengatakan bahwa ilmu ghaib dalam pembelajaran hipnotis untuk menidurkan orang lain harus diturunkan atau di transferkan lebih dahulu oleh pengajarnya baru bisa menghipnotis atau menidurkan orang lain seperti yang mereka lihat setelah itu baru bisa bermain-main dengan orang yang dihipnotis itu bahkan menghapus, menghilangkan dan mengganti pola pikir orang tersebut dengan pola pikir baru, dimana pola pikir ini bisa baik / positif atau tidak/ negative.
Hal ini yang patut difahami sehingga saat anda mau belajar hipnotis tidak menjadi salah kaprah. Tidak sedikit orang-orang yang belajar hipnotis kecewa dengan apa yang mereka pelajari saat berada dikelas belajar hipnosis yang ternyata berbeda dengan yang terjadi saat mereka berada diluar kelas hipnotis.
Didalam kelas mereka mampu menidurkan orang yang telah disediakan oleh panitia dengan sangat mudahnya (bagi pelatihan yang telah menyediakan suyet tersendiri), sedangkan pada saat mereka berada diluar kelas mereka sangat kesulitan sekali membuat temen-temean, sahabat atau keluarganya untuk tertidur. Saat mereka tanyakan kembali kepada instruktur mereka atau dengan membuka kembali pelajaran hipnotis tersebut maka dikatakan bahwa yang bisa atau mampu dibuat tidur itu hanyalah suyet atau orang yang sangat sugestif, sedangkan yang tidak sugestif ya sangat sulit untuk bisa dibuat tidur. Ada juga yang mengatakan walaupun suyetnya sangat sugestif kalau dia tidak mau maka hipnotis nya tidak akan membuat suyetnya menjadi tertidur, jd perlu kesepakatan disini untuk membuat suyet atau orang yang mau dihipnotis untuk sepakat dan mau.
Dari penyataan ini benarkah adanya seperti itu, bahwa sebenarnya hipnotis itu bukan menidurkan bahkan mampu membuat orang lain tidak sadar dan lupa, yang sebenarnya adalah karena orang tersebut mau mengikuti perintah orang yang katanya sang penghinotis itu.
Mari kita lihat contoh salah satu stage hipnotis (hipnotis panggung) yang sering dilihat di televisi swasta yang sering menghinotis orang untuk melihat kejujuran orang yang sedang dihipnotis. Anda perhatikan dari acara tersebut, apakah orang tersebut benar-benar tertidur dan saat tidur dia bisa berbicara yang sepertinya jujur untuk menjawab apa yang ditanyakan oleh sang penghipnotis.
Sebagai orang yang memahami neurofisiologi dari neuroscience nya hipnotis maka saya katakan semua itu tidak benar, kebenarannya adalah karena orang itu mau tidur dan mau mengatakannya. Apakah yang dikatannya benar dari lubuk hati nya yang terdalam, saya katakana sebagian benar dan sebagian lagi tidak benar. Lho dari mana saya menilainya? Beberapa dari acara tersebut saya sangat jeli memperhatikan permainan tersebut.
1. Apa yang menyebabkan orang / suyet tersebut tertidur? Karena kesepakatan yang dibuat antara penghinotis dengan suyetnya dengan mengatakan : Saat kamu melihat api, kamu akan tertidur?, coba sekali lagi, apa yang saya katakan! Saat melihat api kamu akan tidur? Dari kalimat ini jelas sekali bahwa suyetnya tidur karena mau dan sepakat bahwa kalau dia melihat api tidur bukan karena adanya api terus mempengaruhi pikirannya dan dirinya menjadi tidur. Saya kira sampai saat ini anda mulai mengerti tentang hal ini. Bagi orang-orang yang ahli dibidang hipnotis sugesti yang diberikan tersebut sebenarnya tidak tepat bahkan salah total. Perhatikan sekali lagi sugestinya : saat kamu melihat apa kamu AKAN tidur? Kalimat ini amat sangat saya perhatikan. Sekarang terjemahkan kalimat AKAN ini, kalimat akan adalah future, bukan saat ini. Sehingga bahasa ini dalam pikiran seharunya menjadi arti yang ragu-ragu atau kalimat yang sangat lemah. Bandingkan dengan kalimat ini : Saat kamu melihat api, kamu tidur? Nah kalimat ini jelas sekali kekuatannya bahwa sekarang saat melihat api tidur. Tapi kenyataannya kalimat yang salah diatas tetap membuat suyetnya tidur, yang menandakan bahwa tidurnya ini karena suyetnya mau melakukan tidur itu.
2. Apa yang menyebabkan orang tersebut seperti nya jujur menjawab pertanyaan yang diajukan? Kesepakatanya adalah saat sebelum atau sesudah terhipnotis dikatakan : Bohong itu dusta! Sekali lagi apa yang saya katakana bahwa Bohong itu dusta! Jadi jawablah semua pertanyaan saya dengan jujur. Karena adanya kesepatakan kejujuran inilah maka orang tersebut mau menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang sepertinya jujur.
3. Benar-benar jujur kah orang ini dalam menjawab pertanyaan tersebut. Sekali lagi perhatiakan pertanyaan dan jawaban yang disampaikan. Sering kali saya mendengarkan pertanyaan yang disampaikan adalah pertanyaan dengan kalimat yang minta dijelaskan jawabannya. Dari berbagai macam literature science, neuroscience dan literature penelian-penelitian lain yang saya pelajari bahwa seseorang yang benar-benar tertidur, sampai kapanpun tidak akan pernah bisa berpikir. Kalaupun anda saat ini berpikir bahwa ada orang yang bisa berbicara saat tidur atau ada orang berjalan sambil tidur (sleep walking) bukan berarti orang tersebut memang bisa BERKOMUNIKASI saat tidur, ingat BERKOMUNIKASI, yang ada adalah berbicara sendiri atau berjalan tanpa berbicara, karena proses KOMUNIKASI atau proses menjawab pertanyaan memerlukan kordinasi bagian-bagian otak, dan untuk mampu menjawab pertanyaan diperlukan pengambilan data dalam memori yang ada dalam otak maka yang aktif adalah bagian intelegensi otak (area wernicle) yang menyatukan dan menggabungan informasi yang tersimpan dari asosiasi pendengaran, asosiasi penglihatan, perasaan (limbicus system dan amygdale) dan pusat motorik di otak, untuk diambil dan diresponkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan. Untuk menjawab pertanyaan seperti ini maka suyet tidak lagi berada pada kondisi alpha atau theta tapi sudah kembali ke kondisi beta. Hal ini juga dapat dikalibrasi dengan memperhatikan wajah dari orang yang menjawab pertanyaan tersebut yang tampak sekali sedang berpikir untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan.
Selain dari hal yang dijelaskan diatas, beberapa suyet yang menjawab juga menjawab pertanyaan dengan jawaban yang salah, seperti pada suyet yang waktu itu berusia muda sekitar 17 atau 18 tahunan, saat ditanyakan tahun lahirnya suyet mengatakan bahwa dia lahir tahun 55, kemudian ditanya lagi : apa? Tahun 55? Apa bener ? dan suyet mengkoreksi bahwa tahun lahir dia tahun 66. Disini tampak sekali bahwa jawabanya yang disampaikan bukan jawaban yang jujur tapi jawaban yang penting saya bisa jawab
4. Tapi ko mereka mau mengatakan yang sebenarnya tentang diri mereka dan apa isi pikiran mereka, misal bahwa dia mau mengaku bahwa dia seorang homo, dia pernah berhubungan intim dengan tante-tante, pernah mencuri uang majikannya di took, dll.
Apa yang mereka katakan ini memang benar dan bukan dusta atau kebohongan. Apa yang menyebabkan mereka mau mengatakan hal ini, karena mereka merasa bahwa dia mengatakan ini sedang dalam kondisi terhipnosis yang berarti saya sebenarnya tidak tahu apa yang telah saya katakan tadi dan orang lain juga mengetahui bahwa pada saat saya dalam kondisi terhipnotis juga tidak tahu atau ingat lagi apa yang telah saya katakan tadi.
Pertanyaannya benerkah hal ini, bahwa saya tidak tahu apa yang saya katakana dan saya lupa apa yang telah saya katakana disaat saya sadar dari pengaruh hypnosis? Saya katakan semua itu bohong, yang sebenarnya orang tersebut tahu dan ingat apa-apa yang telah dikatakannya tadi, tapi suyet punya alasan pembenaran diri bahwa saya sedang dalam kondisi yang katanya terhipnotis dan orang lain tidak tahu juga sebenarnya apa yang terjadi dengan diri saya pada saat saya terhipnotis tadi.
5. Kalau begitu bagaimana dengan stage hypnosis lain yang banyak ditampilkan baik ditelevisi ataupun dipangung-panggung hiburan lainnya. Saya katakan semua itu terjadi karena suyet atau orang yang diajak bermain hipnotis “MAU”, itu semua bukan karena pengaruh tertentu atau energy tertentu dari sang penghinotis. Karena itulah maka hipnotis itu dikatakn SELF Hipnotis, bahwa yang handal bukan orang yang menghinotis nya tapi orang yang dengan suka rela mau melakukan apa yang dikatakan dan diinginkan oleh sang penghipnotis.
Berarti begitu bodoh nya ya orang-orang yang mau melakukan tindakan-tindakan bodoh itu disaat katanya sedang berada dalam kondisi terhipnotis, seperti : menjadikan sepatu sebagi handphone, Mandi dengan susu kotak di supermarket, dan hal-hal lain yang sebenarnya tidak pantas dilakukan oleh orang-orang yang dalam kondisi pikiran normal termasuk orang yang katanya sedang dalam kondisi terhipnotis yang sebenarnya pikirannya sangat normal sekali, termasuk diri saya pribadi yang pernah melakukan hal ini karena saya mau melakukannya dan itu saya sadari sepenuhnya bahwa saya mau saja melakukannya, padahal kalau saya mau untuk tidak melakukannya juga bisa. Jadi tidak dalam kondisi dikuasa atau terkuasai oleh sang penghipnotis
Disaat anda membaca contoh diatas yang telah saya berikan, masihkah anda berpikir bahwa hipnotis itu membuat orang tidur, lupa diri dan lupa ingatan bahkan pikiranya bisa dirubah. Saya pribadi dikamar praktek tidak pernah mengatakan tidur atau membuat orang yang saya hipnotis tidur atau tertidur, saya lebih sering mengajak mereka berbicara dan dari pembicaraan itu terjadilah perubahan itu. Saya yakin pikiran anda telah terbuka dan mulai berubah dengan apa yang sudah saya jelaskan tadi terhadap pandangan tentang dunia dan ilmu hipnotis.
Sekali lagi bahwa hypnosis digunakan hanya sebagai fasilitasi oleh orang-orang tertentu yang suka dengan kalimat tidur atau sleep (suka dengan hypnosis) pada saat melakukan induksi untuk membantu orang lain atau diri sendiri untuk berubah.
Dengan memahami neurofisiologi hypnosis (istilah yang saya buat untuk menjelaskan bagiamana hypnosis itu terjadi di neuron dalam otak, istilah lain ada yang mengatakan fisiologi hypnosis), Pertanyaannya adalah apakah tanpa hipnotis saya atau orang lain bisa dirubah atau berubah. Disaat anda memahami neurofisiologi dan neuropsikologi (Kedua-duanya tidak pernah diajarkan dikelas-kelas pembelajaran hypnosis) pembentukan perilaku dan perubahan perilaku maka anda tidak perlu membuat orang tidur atau tertidur untuk berubah, hanya dengan berbicara saja anda pun sebenarnya dapat melakukan perubahan.
Pada saat ada yang mengatakan bahwa perubahan besar perilaku yang mengakar kuat tidak bisa dirubah, distop atau diganti dengan perilaku baru hanya dengan trance yang ringan (light trance) tapi harus dengan trance yang sangat dalam (deep trance), maka saya katakan semua itu salah total, semua ini telah saya pelajari dengan seksama dan mendalam melalui berbagai macam literature neuroscience dengan memahami neurofisiologi dari hypnosis itu sendiri. Dengan Trance atau tanpa Trance, dengan Induksi atau tanpa Induksi perubahan itu tetap bisa terjadi dan dilakukan dengan mudah bila anda memahami Neurofisiologi dan neuropsikologi dari perubahan dan hypnosis itu sendiri.

Salam Sukses
Pembelajar hypnosis yang selalu belajar dan menggali tentang dunia hypnosis

Dr. A.Fadly Noor
Trainer International Neurohypnosis (INH)
http://brain-klinik.blogspot.com/2009/10/euforia-pembelajaran-hipnosis-yang.html

Terima kasih pada dr. Fadly atas artikelnya, izin copy disini ya :)

di 10/31/2012 03:37:00 AM , 0 Comments

Sadar Diri

Sadar diri... Menyadari siapa dirinya... Menyadari setiap perilaku dan perbuatannya... Bertanggung jawab atas hidupnya...

Ada akibat pasti ada sebab... Ada asap pasti ada api... Ada respon karena ada stimulus...

Manusia saling merespon dan manusia menstimulus... Setiap respon yg ada disebabkan stimulus yg diberikan...

Ada baiknya jika respon yg ada tidak sesuai dengan harapan maka instropeksi diri apakah sudah memberikan stimulus yg tepat? Bagi gw salah jika langsung "membuang" respon yg salah tersebut...

Ada yg bilang jika ingin dihargai maka harus bisa menghargai orang lain...

Lantas bagaimana bisa dihargai jika memberikan stimulus untuk tidak dihargai?

Gw sadar dengan stimulus yang diberikan... Dan gw sangat sadar dengan respon yg berikan... Dan gw sadar siapa gw dan posisi gw... Dan gw ga menyesali apa yg terjadi... :)

Gw terima kok hukumannya... Mungkin gw juga belajar untuk merespon sebagai mahasiswa yang diem... Tapi bukan gw banget... -_-

Ga ada yg salah... Saling sadar diri aja deh... :)

#sepenggal curhat atas insiden pengusiran mahasiswa oleh dosen :p

di 10/31/2012 03:36:00 AM , 0 Comments

Sensasi vs Persepsi


Menurut saya penting bagi seorang manusia yang hidup di jaman 2011 dan seterusnya untuk mengetahui apa itu sensasi dan persepsi... Kenapa oenting? Karena... Yaaa akan dijelaskan di tulisan ini... :p

===

Langsung aja deh kita bahas apa itu sensasi...

Ribetnya, "a sensation is our first awareness of some outside stimulus. An outside stimulus activates sensory receptors, which in turn produce electrical signals that are transformed by the brain into meaningless bits of information."

Simplenya, "Proses dimana rangsangan sel-sel reseptor (Visual=Mata, Auditory=Telinga, Kinestetik=Kulit, Olfactory=Hidung, Gustatory=Mulut / VAKOG) mengirim impuls-impuls syaraf ke otak."


Sedangkan persepsi adalah...

Ribetnya, "a perception is the experience we have after our brain assembles and combines thousands of individual, meaningless sensations into a meaningful pattern or image. However, our perceptions are rarely exact replicas of the original stimuli. Rather, our perceptions are usually changed, biased, colored, or distorted by our unique set of experience. Thus, perceptions are our personal interpretations of the real world."

Simplenya, "Proses dimana otak menginterpretasikan sensasi, memberikannya order dan makna."

Keliatan bedanya?
Well kalau pinter sih seharusnya dapet perbedaan dari keduanya... Tapi kalau engga juga... Yaaa terus baca aja deh...

Dikatakan bahwa sensasi adalah informasi yang meaningless atau tak berarti...
Loh apa maksudnya?
Ya apapun yang kita lihat, dengar, rasakan adalah netral, kosong, putih, bersih, ga berarti apapun...

Dan persepsi adalah menyusun informasi meaningless tadi menjadi meaningful...
Persepsi adalah proses pemberian makna terhadap sesasi yang kita dapatkan...

===
Got it?
Bisa disimpulkan bahwa kita ini yang memberikan makna terhadap kejadian yang kita alami...

Pernah kan liat orang yang tertawa disaat menurut kita lingkungannya berduka?

Pernah juga kan liat orang nangis disaat menurut kita lingkungannya bahagia?

Seringkan ngerasa marah kalau diteriakin "anjing"? Padahal "anjing" hanya kata atau kalimat yang kita dengar aja loh, tapi kenapa kita marah? Karena kita memberikan makna marah...

Memberikan? Berarti bisa dong memberi makna lain? Oh jelas bisa, ada tuh orang yang lempeng (lurus/cuek) aja mau dibilang "anjing", "bego", dll dah...

Jadi kita dapat memutuskan mau merespon apa stimulus yang kita dapat/rasakan?

Eh eh, tapi kan katanya kata-kata itu harus yang baik-baik? Ada tuh pohon yang diteriakin kata yang buruk-buruk terus mati sendiri...
hmmmm... pohon punya otak ga sih? pohon punya kewenangan ga sih untuk memberikan makna terhadap stimulus yang dia rasakan? Sepertinya tidak ya...

Bersyukurlah karena manusia bisa melakukan itu...

Sulit loh mengubah orang lain... Tapi sepertinya mudah loh merubah sudut pandang... ;)
Kalau sudut pandang berubah bukankah dunia juga berubah?

Jadi setelah belajar tentang ini, saya yakin kalau anak psikologi khususnya dan kalian umumnya bisa mengontrol emosi kalian... Dan dapat memutuskan respon yang lebih baik untuk orang lain...
===

Kesimpulannya adalah...

"Much of your success in being happy and successful depends on your ability to respond intelligently and adapt appropriately to changes in your environment." (NAMHC, 1996)

Mungkin  artinya kurang lebih begini, " Sebagian besar keberhasilan Anda dalam menjadi bahagia dan sukses tergantung pada kemampuan Anda untuk merespons yang cerdas dan beradaptasi yang tepat dengan perubahan di lingkungan Anda."

Mengapa ya bisa begitu?
Baca lagi deh tulisan diatas...


Masih ga ngerti?
Baca di http://ramaahsana.blogspot.com/2012/10/dunia-eksternal-dan-dunia-internal.html ...

Sekian deh dari saya... Mohon koreksinya bila ada salah...

di 10/31/2012 03:35:00 AM , 0 Comments